Jumat, 01 September 2017

Mekanisme Pasar dan Idul Adha

Berbicara tentang mekanisme pasar berarti membicarakan permintaan dan penawaran dalam pasar.  Permintaan itu sendiri menurut Gilarso adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap sama. Adapun hukum permintaan yaitu semakin rendah harga suatu barang, maka akan semakin banyak jumlah barang yang diminta dan akan berlaku sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang, maka jumlah barang yang diminta berkurang.

Hukum permintaan sebenarnya hanya menekankan pada pengaruh harga suatu barang terhadap jumlah barang yang diminta, tapi dalam kenyataannya permintaan suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya adalah pendapatan konsumen, selera konsumen, dan harga barang-barang lain yang saling memengaruhi,

Sedangkan Penawaran menurut Hanafie, istilah penawaran atau supply mempunyai arti jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu. Jika permintaan tadi dilihat dari sudut pandang konsumen, maka lain halnya dengan penawaran. Penawaran yang terjadi dilihat dari segi produsen.

Adapun hukum penawaran yaitu ketika harga meningkat atau naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat dan sebaliknya apabila harga barang turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan menurun.

Penawaran sendiri memiliki beberapa faktor yang memengaruhu produsen untuk menaikkan atau menurunkan jumlah penawarannya. Antara lain teknlogi produksi, biaya produksi, dan harga barang lainnya.

Jika diperhatikan, faktor yang memengaruhi permintaan dan penwaran memiliki kesamaan yaitu harga barang lain. Barang lain disini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu barang komplementer dan barang subtitusi.

Barang komplementer adalah barang pelengkap. Jadi barang komplementer ini baru bisa digunakan apabila dipakai bersama barang lainnya. Sedangkan barang subtitusi adalah barang pengganti.
Dilansir dari radar.com bahwa harga daging ayam di pasar Indramayu relatif turun hingga Rp. 3000/ekor menjelang Idul Adha. Ini menandakan bahwa permintaan akan daging ayam menurun. Seperti yang kita tahu bahwa setiap hari raya Idul Adha maka sapi dan kambing akan disembelih dan dibagikan untuk para warga. Itu bisa menjadikan salah satu sebab mengapa permintaan akan daging ayam turun.

Daging ayam merupakan salah satu barang subtitusi dari daging sapi atau kambing. Jika masyarakat memiliki daging sapi/kambing di rumahnya gratis, maka konsumsi akan daging ayam tidak akan terjadi. Dan itu menyebabkan permintaan akan daging ayam menurun padahal penawarannya tetap.

Selain itu di kompas.com mengatakan bahwa permintaan akan gas elpiji naik menjelang hari raya Idul Adha, dan pihak PT Pertamina sudah menjamin ketersediaan gas elpiji 3kg dan 12kg tidak akan langka.

Menurut berita di kompas.com tentang permintaan gas elpiji yang meningkat akat berakibat harga gas elpiji juga akan meningkat. Gas elpiji dibutuhkan lebih banyak saat hari raya keagamaan menjelang karena setiap hari raya mayarakat cenderung berkumpul bersama keluarga dengan masakan tertentu. Seperti ketupat, opor ayam, rendang daging dan sebagainya yang membutuhkan waktu memasak lebih lama dibandingkan dengan masakan hari-hari pada umumnya.

Dua berita di atas merupakan salah satu emkanisme pasar yang terjadi akibat hari raya Idul Adha semakin dekat. Kemungkinan harga akan kembali normal seperti hari biasanya setelah 2-4 hari yang akan datang. Harga Ayam akan kembali normal ketika masyarakat sudah bosan dengan daging kambing/sapi (selera) dan harga gas elpiji akan kembali normal karena sudah tidak lagi memasak menu lebaran.

Oleh: Sekar Kusuma Rani


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Critical Review 'Pasar Tenaga Kerja'

Di buku pertama pada bab 3 tentang Prospek Kesempatan Kerja dan Pemerataan Pendapat dalam Repelita III yang ditulis oleh Soelistyo, Sudarso...